Nulis Fiksi atau Non Fiksi?
Nulis Fiksi atau Non Fiksi?. Seorang penulis sering galau untuk nentuin gendre yang mau ditekuni mau nulis fiksi atau non fiksi. Menurut saya sih itu hal yang lumrah karena beberapa orang yang memang suka dan cinta dunia tulis menulis akan menyukai semua jenis tulisan dan kepengan menulis apa aja. Namun terkadang saat ngerasa nulis apa aja enak, kenyataan menghadapkan bahwa genre tulisan emang sebaiknya difokusin supaya pembaca tuh lebih mengenal karakter dari tulisan si penulisnya. Kan gak semua orang juga suka dengan tulisan fiksi aja atau non fiksi sekali gus, ada banyak pembaca yang hanya suka membaca tulisan fiksi atau non fiksi saja.
Kalo ada orang yang bilang bahwa dunia tulisan udah ditinggalkan, terus banyak orang berpindah ke dunia menonton seperti nonton youtube, TikTok, drama korea dan film-film lainnya, itu sebenarnya salah besar. Mengapa? karena pada kenyataannya masih banyak orang yang membaca Twitter, aplikasi berita online, sosial media yang berbasis tulisan-tulisan panjang, dan bahkan aplikasi baca online seperti novel online malah sekarang menjamur. Kembali lagi bahwa tiap orang punya karakter dan kesukaan yang berbeda-beda sesuai dengan karakternya. Nah teknologi membawa siapapun masuk ke dalam dunia yang ia gemari.
Jadi, kesimpulannya masih banyak orang yang berpotensi untuk menyukai tulisan fiksi atau non fiksi, dan berita baiknya, mereka para penggemar tulisan tak kalah hebatnya dalam memilih penulis favorit seperti mereka yang cinta dunia perfilman dan kemudian akan interest memilih pemain film favorite mereka. Nah, hal ini pasti membuat penulis memang sebaiknya memiliki suatu karakter yang jelas agar lebih baik dalam berkarya.
Tanyakan Pada Diri Sendiri Mau Nulis Fiksi atau Non Fiksi
Bingung mau milih nulis fiksi atau non fiksi? ada baiknya kalian menanyakan pada diri sendiri mana diantara keduanya yang lebih condong untuk kalian inginkan menuliskannya. Ingat, diri sendiri yang paling tau kalian maunya apa, sukanya apa, dan paling bahagia bila nulis apa. Jangan karena sedang populer suatu jenis tulisan tertentu lantas milih untuk berbelok arah ke jenis tulisan itu padahal diri sendiri gak terlalu suka dengan jenis tersebut. Hanya karena melihat potensi malah nanti akan membuat perjalanan karya semakin tidak maksimal karena gak dari hati, malah akan terkesan membuang-buang waktu dibandingkan dengan menggali dan memaksimalkan potensi yang ada.
Percaya Diri, Gak Ada Topik yang Sepele
Kalo kalian udah memilih dan tau diri sendiri sukanya menulis gendre yang mana, nulis fiksi atau non fiksi, maka step selanjutnya adalah percaya dan yakin pada diri sendiri. Pede merupakan salah satu cara untuk bisa membuat seseorang dapat menggali potensi dirinya secara terus menerus tanpa takut gagal. Seandainya pun gagal, PeDe akan membuatnya kembali bangkit. Percayalah apapun yang kalian lakukan, serendah dan setidak penting apapun menurut kalian, namun bisa saja hal itu penting menurut versi lainnya.
Contohnya dulu, saya tuh pernah membahas sebuah topik dalam tulisan dan chanel youtube saya. Tapi menurut saya sih topik ini tuh gak terlalu bagus dan malah terkesan sangat receh, rendah karena saya lihat teman-teman saya udah sangat populer dengan menguasai ilmu-ilmu yang jauh di atas topik yang saya bahas. Tapi taukah kalian, saya terkejut ternyata banyak yang memberi komentar di tulisan dan video-video saya, kemudian minta dibuatin tulisan dan video lanjutan dengan berbagai kasus karena sedang ada tugas ini dan itu. Bahkan, beberapa bulan setelahnya ada yang mengontek dari kontak person yang ada di blog saya menawarkan satu project yang berkaitan dengan materi yang awalnya saya anggap rendah dan receh itu.
Mau Nulis Fiksi atau Non Fiksi yang Penting Konsisten Berkarya
Mau nulis fiksi atau non fiksi, sebenarnya yang membuat seorang penulis itu tetap hidup di hati pembaca adalah konsisten berkarya. Dengan konsisten berkarya, seseorang akan lebih mengetahui jati dirinya, kemudian orang lain meski pun itu awalnya hanya segelintir akan melihat apa yang dia lakukan dan bisa saja hal itu akan membuat orang tersebut lama kelamaan menjadi percaya dan selalu mengikuti perkembangan tulisan orang tersebut, dan gak menutup kemungkin bahwa konsisten ini yang akan membuat semakin banyak yang baca dan gemar dengan tulisannya.
Saya punya teman, dulunya sih gak ada orang yang tau bahwa dia tuh udah berhasil menerbitkan novel pertamanya. Siapa sangka dia yang gak pernah terlihat suka nulis, juga gak terlihat suka baca eh tiba-tiba udah nerbitkan novel. Nah tapi seiring berjalan waktu, konsisten membuatnya terus mengasah kemampuan menulisnya. Di dukung teknologi yang semakin canggih, jatuh bangun ia meniti karir sebagai novelis, belajar setiap hari bagaimana caranya menghasilkan tulisan yang bagus, menerbitkan di google play, mencoba kerjasama dengan aplikasi ini dan itu, hingga akhirnya saat ini dia udah punya banyak novel dan lebih banyak penggemar se-Indonesia.
Kesimpulannya, jadi diri sendiri dan konsisten berkarya….
23 Comments
fajar siagian
Intinya tetep konsisten aggar nnti kita jadi tahu dimana arah tulisan kita
adipraa
Yes, konsisten selalu
zaimah
yap, semangat…
Cacaa
Konsisten untuk menulis itu bener bener hal yang harus dijaga.. Padahal habis selesei nulis, rasanya bahagia luar biasa hahaa
zaimah
kok sama ya ahahahaha
Erwin noer
Fiksi, maupun non fiksi.. Punya sasarannya masing”. Namun, dari keduanya adalah selama di susun dengan hati yang iklas, menikmati prosesnya, dan konsisten. Aku percaya akan menghasilkan karya yg keren.
Purwanto
Saya sangat setuju bahwa nggak usah takut nulis topik yang kayanya remeh. Karena nggak semua orang sudah mencapai tingkat advance, newbie itu selalu ada dan mereka butuh topik-topik yang mendasar.
zaimah
Betul sekali
Putu Felisia
Dulu saya langsung memilih fiksi, Mbak. Soalnya suka novel. Sekarang malah jangkauannya lebih luas ke non fiksi termasuk blogging. Yang penting dikerjakan dengan sukacita saja.
Jastitah
Baik fiksi maupun non fiksi yang penting bisa dilakukan dengan sepenuh hati dan konsisten yaa. Thanks ka sudah sharing
Ratu Eka Bkj
Apapun genre-nya yang terpenting adalah kita punya passion di situ dan mau serius untuk konsisten dan upgrade.
Bahkan, satu orang bisa dengan banyak genre. Jadi, nggak bisa maksain harus satu genre. Yang terpenting, punya skill dan passion serta bertanggungjawab atas pilihannya.
Rizal Fikry
Saya pribadi sangat jarang menulis cerita fiksi Kak, salah stu penyebabnya disebut kakak di atas, kurang percaya diri.
Mungkin saya harus sesekali mencoba nulis cerita fiksi ya,
sekarang lebih fokus ke tips tentang hal-hal yang saya kuasai.
zaimah
coba deh mas, rasanya nulis fiksi itu enak juga loh
annisa khairiyyah rahmi
wah ini nihh. saya yang sering galau dulu masalah mau nulis fiksi atau non fiksi. terlebih masalah memilih topik, takut topik yang dipilih terlihat kecil dan sepele, tapi sebenarnya tidak ada topik yang sepele, ya seperti yang sudah kakak tuliskan.
Tomy Tegar
Sya suka dg sub judul terakhir, entah mau nulis fiksi ato non fiksi, yg paling penting adalah kesempatan kita untuk membuat karya tulis yg berguna & bisa kita kenang sampe nanti..
Yushandrino
Untuk point “Mau Nulis Fiksi atau Non Fiksi yang Penting Konsisten Berkarya” itu saya setuju, yang penting bisa konsisten dulu hehe
zaimah
Betul sekali
Alfimanzila
Fiksi atau nonfiksi semua bisa di cari dan dilatih pelan pelan urusan nanti. Sama seperti saya awalnya nulis cerpen, puisi, lama lama jalani sebagai blogger
zaimah
Bener banget…
Achmad Humaidy
Aku lebih suka nulis non fiksi sih, seperti esai/opini/kritik gitu. Beberapa kali juga pernah nulis fiksi seperti puisi/cerpen/skenario..
zaimah
Wah, bagus sekali. semangat trus…
Dedi Kurnia
Mau fiksi maupun non fiksi, kita tidak bisa menutup mata bahwa menulis dan membaca itu penting.
Apalagi jika terjun ke dunia profesional baik youtube, titok atau apapun.. pasti butuh menulis, baik itu konsep, script atau ide kreatif lainya.
Yuk, kembali menulis..
Pingback: